Kamis, 23 Juni 2011

JAWABAN UJIAN FILSAFAT PENDIDIKAN MATEMATIKA

1.      Buatlah kerangka atau skema besar dan mendasar menggunakan representasi grafik yang paling sedikit berisi tiga komponen ontology, epistemology, dan aksiologi.
Jawaban :

2.       Gambarlah kembali pada no.1, kemudian lengkapilah skema anda sehingga tampak hubungan antar berbagai sumbu dunia sebagai suatu abstraksi dunia pendidikan matematika yang akan anda bangun.
Jawaban :
Gambar 2.

3.      Identifikasilah/ sebutlah/ daftarlah sebanyak mungkin fenomena belajar mengajar matematika di sekolah yang mengandung nilai- nilai filosofis. Kemudian Ianggaplah fenomena- fenomena tersebut sebagai tesis- tesis yang anda temukan. Dukunglah usaha anda dengan referensi atau sumber yang diperoleh dari perkuliahan filsafat dan dari blog http://powermathematics.blogspot.com dan gunakan referensi atau sumber primer filsafat ( pendapat para filsuf ).
Jawaban :
Contoh- contoh fenomena belajar mengajar matematika di sekolah yang mengandung nilai- nilai filosofis adalah :
a.       adanya salah satu kelas pada suatu sekolah yang mendesain situasi belajar mengajar dengan hal- hal yang berbau dengan kematian. (sumber : http://powermathematics.blogspot.com ).
b.      adanya siswa di Inggris yang ikut terlibat dalam pembuatan kurikulum. Hal ini memang tak pernah terjadi di Indonesia, namun hal ini benar- benar nyata terjadi di Inggris. ( sumber : http://powermathematics.blogspot.com ).
c.       Dalam mengajar, setiap guru memiliki kesempatan yang sama. Hanya saja berbeda dalam hal kemampuan untuk memenfaatkan kesempatan yang telah diberikan dengan sebaik mungkin. Hal ini terdapat dalam elegy yang berjudul guru menggapai kesempatan. (sumber : http://powermathematics.blogspot.com ).
d.      Pada dasarnya, pendidikan karakter kurang sesuai jika diterapkan pada proses pembelajaran pendidikan matematika. (sumber : perkuliahan filsafat).
e.       Pemikiran tertinggi yang harus dimiliki siswa dalam bermatematika adalah dengan menyadari bahwa matematika sebenarnya adalah diri mereka sendiri. (sumber : perkuliahan filsafat).
f.       Tak jarang siswa yang menyukai matematika dan menganggap matematika sebagai bahasa yang memiliki keindahan dan keunikan tersendiri. Hal ini sesuai dengan pemikiran seorang filsuf yang bernama Wittgenstein, yang mengatakan bahwa matematika adalah bahasa.
g.      Banyak matematikawan yang menganggap bahwa matematika adalah ilmu yang pasti yang kebenarannya bersifat mutlak. Dibalik semua itu, ternyata matematika juga memilki kesalahan- kesalahan atau kontradiksi. Sehingga matematika juga bersifat kontradiktif. Hal ini sesuai dengan pemikiran seorang filsuf yang bernama Lakatos, yang mengatakan bahwa matematika adalah kesalahan.
h.      Dalam kegiatan pembelajaran matematika, siswa diharapkan untuk berperan serta secara aktif dalam kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Salah satu bentuk keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran adalah dengan bertanya mengenai hal- hal yang belum mereka kuasai. Hal ini sejalan dengan pemikiran seorang filsuf yang bernama Socrates, yang mengatakan bahwa matematika adalah pertanyaan.
i.        Dalam belajar matematika , siswa diharapkan dapat berpikir secara ektensif dan intensif. Hal ini sesuai dengan pemikiran filsuf yang bernama Immanuel Kant, yang menyatakan bahwa matematika adalah pikiranku.

4.      Produksilah/ hasilkanlah anti tesis- anti tesis dari tesis- tesis yang telah anda hasilkan. Dukunglah usaha anda dengan referensi atau sumber yang diproleh dari perkuliahan filsafat dan dari blog http://powermathematics.blogspot.com. Dan gunakan referensi atau sumber primer filsafat (pendapat para filsuf).
Jawaban :
a.       Jika tesisnya adalah salah satu ruang kelas, maka anti tesisnya adalah selain ruang kelas yang dimaksud.
b.      Jika tesisnya adalah siswa, maka anti tesisinya adalah selain siswa.
c.       Jika tesisnya adalah guru, maka anti tesisnya adalah selain guru.
d.      Jika tesisnya adalah pendidikan karakter, maka anti tesisnya adalah bukan pendidikan karakter.
e.       Jika tesisnya adalah diri siswa, maka anti tesisnya adalah bukan diri siswa.
f.       Jika tesisnya matematika sebagai bahasa, maka anti tesisnya adalah selain matematika adalah bahasa.
g.      Jika tesisnya adalah matematika bersifat mutlak, anti tesisnya adalah matematika bersifat kontradiktif.
h.      Jika tesisnya adalah matematika sebagai pertanyaan, maka anti tesisnya adalah selain matematika sebagai pertanyaan.
i.        Jika tesisnya adalah matematika adalah pikiranku, maka anti tesisnya adalah selain matematika adalah pikiranku.

5.      Buatlah skema atau gambar baru tetapi berdasarkan gambar no.2, yang menggambarkan hubungan antara fenomena, tesis, dan anti tesis dalam proses belajar mengajar matematika.

Jawaban :


6.      Setelah melakukan kegiatan 1 sd 5, buatlah uraikan sebagai resume atau kesimpulan (berdasarkan hasil no 1 sd 5 ) yang merefleksikan pikiran anda tentang bagaimana dunia pendidikan matematika inovatif kontemporer secara intensif dan ekstensif itu menurut diri anda sendiri.
Jawaban :
Dunia pendidikan matematika inovatif kontemporer  secara intensif adalah suatu dunia pendidikan dimana dalam pelaksanaan proses pembelajaran matematika, siswa dituntut untuk menggunakan kemampuan dan pikirannya secara dalam sedalam- dalamnya untuk menerapkan konsep- konsep yang ada dalam matematika untuk digunakan secara maksimal oleh dirinya sendiri.

Sedangkan dunia pendidikan matematika inovatif kontemporer secara ekstensif adalah suatu dunia pendidikan dimana dalam pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar matematika, siswa dan guru harus berperan aktif dalam menggunakan kemampuan dan pemikirannya secara luas seluas- luasnya untuk memanfaatkan dan  menerapkan konsep- konsep yang ada dalam matematika untuk direalisasikan dalam kehidupan sehari- hari dan kehidupan social bermasyarakat.

Rabu, 01 Juni 2011

SERBA SERBI FILSAFAT


Berdasarkan Kuliah Filsafat Pendidikan Matematika oleh Pak Marsigit
            Dalam mempelajari filsafat, terkadang terdapat tak sedikit warga masyarakat yang memandang sebelah mata tentang filsafat. Warga masyarakat tersebut tidak menyadari bahwa ternyata mereka secara tidak langsung sebenarnya juga sedang mempelajari filsafat. Karena, objek kajian yang dipelajari dalam filsafat meliputi segala yang ada dan yang mungkin ada.
            Tak jarang pula filsafat itu dikatakan sombong. Mengapa demikian ???? Karena dalam kita belajar berfilsafat, tidak pernah menyebut gelar yang diperoleh oleh seseorang. Kita cukup hanya menyebutkan namanya saja tanpa disertai dengan gelarnya. Misalnya saja, kita tidak memanggil dengan nama Tuanku Plato. Tetapi kita hanya memanggilnya dengan nama Plato saja.
            Selain itu, dalam berfilsafat, kita tidak bisa bicara sesuai dengan kapasitasnya. Untuk menyesuaikan kapasitas diperlukan adanya perjuangan, yaitu meliputi pengelolaan resiko secara benar dan bertanggung jawab yang tinggi, harapan, dan tantangan.  Bahaya terbesar dalam proses belajar berfilsafat adalah ketika dalam mempelajari filsafat, kita hanya belajar secara parsial. Belajar secara parsial adalah belajar hanya sepotong- potong dan tidak secara menyeluruh. Oleh karena itu, dalam belajar filsafat, kita harus belajar tahap demi tahap, mulai dari tahap awal hingga tahap akhir.
            Dalam kaitannya dengan filsafat pendidikan matematika, bapak Marsigit mengatakan bahwa beliau merasa tidak nyaman dengan standar isi. Standar isi dinilai tidak sesuai dengan pendidikan matematika. Beliau lebih nyaman dengan istilah lintasan matematika yang dikembangkan oleh PMRI atau istilah berupa untaian matematika. Menurut beliau, pendidikan karakter yang paling tinggi, sebaiknya diajarkan secara normative dan spiritual.
            Apabila kita berbicara tentang transformasi, sebenarnya terdapat dua kemungkinan, yaitu bersifat tetap dan bersifat berubah. Manusia pada hakekatnya memiliki sifat tetap, yaitu tetap menjadi makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Transformasi secara spiritual adalah transformasi dari dunia menuju ke akhirat. Antara fisik dan spiritual memiliki hubungan yang sangat erat. Misalkan saja, ada anggota dari fisik kita yang merasa sakit, maka aktifitas secara spiritual akan terasa terganggu pula. Jadi, harus dijaga keseimbangan antara fisik dan spiritual.
            Dalam filsafat pendidikan matematika, terdapat istilah dua hal dalam satu. Apa maksudnya????  Maksudnya adalah dapat digambarkan dengan contoh sebagai berikut. Saat kita menuliskan ax2, pikiran kita terpusat pada tulisan tersebut. Tetapi saat kita menuliskan ax2 + bx, pikiran kita terpusat pada bx, tetapi pikiran kita masih mengingat tulisan ax2. Itulah gambaran yang menjelaskan tentang dua hal dalam satu.
            Ketika suatu variable A dibagi dengan tak hingga, akan menghasilkan nol. Hal ini dapat dianalogikan dengan Variabel A sebagai dosa- dosa, dan sesuatu yang tak hingga melambangkan permohonan maaf dan ampun dari manusia kepada Tuhan,  sedangkan nol melambangkan Tuhan memaafkan dan mengampuni dosa- dosa yang dilakukan oleh manusia. Sehingga dapat dipetik pelajaran bahwa apabila kita mempunyai dosa- dosa, maka kita harus segera memohon ampun kepada Tuhan agar dosa- dosa kita dapat dimaafkan dan diampuni.
            Setinggi- tinggi derajat manusia adalah ketika manusia mampu mencapai x0 = 1.  Variable x adalah amal perbuatan manusia, 0 melambangkan keikhlasan, sedangkan 1 melambangkan keesaan Tuhan. Maknanya adalah amal perbuatan yang dilakuakan oleh manusia akan diterima oleh Tuhan, apabila manusia merasa ikhlas dalam melakukan perbuatan tersebut.
            Untuk menerapkan filsafat pendidikan matematika perlu dikenakan pada setiap aspek kehidupan yang menyertainya. Proses belajar adalah suatu proses ysng mendidik manusia agar dapat melakukan keterampilan transformasi dari dunia yang satu ke dunia yang lainnya. Sehakiki- hakikinya filsafat pendidikan matematika adalah jika sampai pada akhirmya siswa sendiri adalah matematika. Agar dapat berjalan secara intenif, maka paradigma yang menunjang adalah mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.